Foto: Ilustrasi Banjir (AP Photo/David J. Phillip) |
Cuaca buruk kembali melanda Prancis bagian selatan. Wilayah tersebut dilanda hujan lebat, badai petir, dan banjir.
Hujan, setara dua bulan, dikatakan turun dalam waktu satu
jam Gard. Video di media sosial menunjukkan bagaimana hujan deras terjadi di
kota Nimes dan membuat banjir jalan-jalan Calvisson.
Sky News melaporkan setidaknya 23 orang dievakuasi.
Sejumlah helikopter disiagakan di kota terdekat. Jalan-jalan juga mengalami
gangguan.
Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan satu orang
dilaporkan hilang. "Sekitar 60 desa terkena dampak sebagian", kata
Darmanin kepada BFM TV, dikutip Reuters, Rabu (15/9/2021).
Sementara prefek wilayah mengatakan situasi cuaca telah
membaik sejak tengah hari tetapi akan memburuk lagi pada malam hari. Ia
menambahkan bahwa sekolah-sekolah di daerah itu akan ditutup sementara.
Peristiwa ini mengingatkan dunia bahwa ancaman perubahan
iklim (climate change) di Eropa semakin nyata. Dalam studi terbaru di Eropa,
perubahan iklim bisa membuat hujan dan banjir mematikan terjadi sembilan kali
lebih sering di benua biru.
Juli lalu, Jerman dan Belgia dilanda banjir besar. Sebanyak
190 orang tewas dalam banjir parah di Jerman barat dan 38 orang tewas setelah
hujan ekstrem di wilayah Wallonia selatan Belgia.
Penelitian mengaitkan kejadian ini. Hal serupa dengan korban
jiwa makin banyak bisa lebih sering terjadi.
Laporan studi yang diterbitkan Agustus lalu ini dilakukan
dengan ilmu atribusi. Para ahli iklim kini menghubungkan perubahan iklim yang
"dibuat manusia" dengan peristiwa cuaca ekstrem tertentu.
Untuk menghitung peran perubahan iklim pada curah hujan yang
menyebabkan banjir, para ilmuwan menganalisis catatan cuaca dan simulasi
komputer untuk membandingkan iklim hari ini dengan iklim masa lalu. Saat ini
suhu 1,2 derajat Celcius lebih hangat karena emisi buatan manusia.
Mereka berfokus pada tingkat curah hujan satu dan dua hari.
Ilmuwan menemukan bahwa dua daerah yang terkena dampak paling parah mengalami
curah hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Mereka menghitung bahwa banjir antara 1,2 dan sembilan kali
lebih mungkin terjadi di iklim hangat. Ini jika dibandingkan dengan skenario di
mana tidak ada pemanasan sejak era pra-industri.
Sehingga menurut penelitian yang diselenggarakan oleh World
Weather Attribution ini, hujan di Jerman dan wilayah Benelux kini antara 3-19%
lebih berat. Ini akibat pemanasan global yang disebabkan manusia.
Dengan menganalisis pola curah hujan lokal di seluruh Eropa
Barat tersebut, penulis studi juga memperkirakan kemungkinan peristiwa serupa
dengan banjir bulan lalu terjadi lagi. Ini bisa terjadi di daerah mana pun di
Eropa, bahkan di seluruh Eropa Barat dalam jangka waktu tersebut.
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20210915154446-4-276536/ancaman-dunia-selain-covid-makin-jadi-kini-menerjang-prancis
No comments:
Post a Comment