Thursday, September 16, 2021

Ancaman Dunia Selain Covid Makin Jadi, Kini Menerjang Prancis

Foto: Ilustrasi Banjir (AP Photo/David J. Phillip)


Cuaca buruk kembali melanda Prancis bagian selatan. Wilayah tersebut dilanda hujan lebat, badai petir, dan banjir.

Hujan, setara dua bulan, dikatakan turun dalam waktu satu jam Gard. Video di media sosial menunjukkan bagaimana hujan deras terjadi di kota Nimes dan membuat banjir jalan-jalan Calvisson.

Sky News melaporkan setidaknya 23 orang dievakuasi. Sejumlah helikopter disiagakan di kota terdekat. Jalan-jalan juga mengalami gangguan.

Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin mengatakan satu orang dilaporkan hilang. "Sekitar 60 desa terkena dampak sebagian", kata Darmanin kepada BFM TV, dikutip Reuters, Rabu (15/9/2021).

Sementara prefek wilayah mengatakan situasi cuaca telah membaik sejak tengah hari tetapi akan memburuk lagi pada malam hari. Ia menambahkan bahwa sekolah-sekolah di daerah itu akan ditutup sementara.

Peristiwa ini mengingatkan dunia bahwa ancaman perubahan iklim (climate change) di Eropa semakin nyata. Dalam studi terbaru di Eropa, perubahan iklim bisa membuat hujan dan banjir mematikan terjadi sembilan kali lebih sering di benua biru.

Juli lalu, Jerman dan Belgia dilanda banjir besar. Sebanyak 190 orang tewas dalam banjir parah di Jerman barat dan 38 orang tewas setelah hujan ekstrem di wilayah Wallonia selatan Belgia.

Penelitian mengaitkan kejadian ini. Hal serupa dengan korban jiwa makin banyak bisa lebih sering terjadi.

Foto: @STAWIXBLINK via REUTERS/@STAWIXBLINK
A tree stands amongst flood waters in Aigues-Vives, Gard, France September 14, 2021, in this screen grab obtained from a social media video. @STAWIXBLINK/via REUTERS THIS IMAGE HAS BEEN SUPPLIED BY A THIRD PARTY. MANDATORY CREDIT. NO RESALES. NO ARCHIVES.


Laporan studi yang diterbitkan Agustus lalu ini dilakukan dengan ilmu atribusi. Para ahli iklim kini menghubungkan perubahan iklim yang "dibuat manusia" dengan peristiwa cuaca ekstrem tertentu.

Untuk menghitung peran perubahan iklim pada curah hujan yang menyebabkan banjir, para ilmuwan menganalisis catatan cuaca dan simulasi komputer untuk membandingkan iklim hari ini dengan iklim masa lalu. Saat ini suhu 1,2 derajat Celcius lebih hangat karena emisi buatan manusia.

Mereka berfokus pada tingkat curah hujan satu dan dua hari. Ilmuwan menemukan bahwa dua daerah yang terkena dampak paling parah mengalami curah hujan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Mereka menghitung bahwa banjir antara 1,2 dan sembilan kali lebih mungkin terjadi di iklim hangat. Ini jika dibandingkan dengan skenario di mana tidak ada pemanasan sejak era pra-industri.

Sehingga menurut penelitian yang diselenggarakan oleh World Weather Attribution ini, hujan di Jerman dan wilayah Benelux kini antara 3-19% lebih berat. Ini akibat pemanasan global yang disebabkan manusia.

Dengan menganalisis pola curah hujan lokal di seluruh Eropa Barat tersebut, penulis studi juga memperkirakan kemungkinan peristiwa serupa dengan banjir bulan lalu terjadi lagi. Ini bisa terjadi di daerah mana pun di Eropa, bahkan di seluruh Eropa Barat dalam jangka waktu tersebut.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/news/20210915154446-4-276536/ancaman-dunia-selain-covid-makin-jadi-kini-menerjang-prancis

No comments:

Post a Comment

SOLUSI DIGITAL CITY: Monitoring SmartCity menggunakan software PRTG

  Monitoring SmartCity menggunakan software PRTG. Software PRTG memonitor perangkat / Device untuk Smart City ini banyak menggunakan device...