Founder Climate Change Frontier Eko Baskoro (kiri) dalam
sebuah kegiatan. |
Plastik merupakan salah satu inovasi teknologi bahan dalam bidang kimia. Dikenal memiliki sifat yang serba guna, lentur, tahan lama serta memiliki biaya produksi yang murah. Tidak heran jika industri plastik tumbuh dan berkembang dengan pesat dalam memenuhi kebutuhan manusia.
Founder CCF Eko Baskoro dalam kampanye bahaya plastik. Foto
diambil sebelum COVID-19 melanda. |
Hampir semua produk disekitar kita memiliki kandungan bahan
plastik, seperti tekstil, smartphone, laptop, peralatan listrik dan yang lain.
Namun disisi lain, produk berbahan plastik ini telah berubah menjadi
permasalahan serius yang dihadapi hampir disetiap negara di dunia karena
dampaknya terhadap lingkungan, manusia, dan mahluk hidup yang lain.
Kita sebut saja 3 produk plastik yang sering dijadikan
permasalahan sehingga harus dikurangi bahkan dilarang penggunaannya yaitu Tas
Plastik, Sedotan Plastik dan Botol Plastik.
Kegiatan CCF. |
Dibutuhkan cara tersendiri untuk dapat mengurangi penggunaan
3 produk plastik tersebut. Dan tidak semua harus ditujukan kepada masyarakat
umum. Seperti yang dilakukan oleh Climate Change Frontier atau
yang dikenal dengan CCFrontier. Komunitas yang peduli terhadap lingkungan dan
kemanusiaan ini didirikan tahun 2015. Dan sejak tahun 2015, komunitas ini telah
memberikan perhatian lebih terhadap mengurangi plastik.
Baskoro selaku Founder CCF menyampaikan “Kami telah bergerak
mengurangi plastik sejak 2015. Berupaya menumbuhkan kesadaran akan bahaya
plastik khususnya atas 3 produk plastik yaitu tas plastik ; sedotan plastik ;
dan botol plastik”.
Totebag Campaign
Gerakan mereka diawali dengan mengurangi penggunaan tas plastik sejak tahun
2015. Target mereka adalah masyarakat. Dalam mengedukasi masyarakat mereka
selalu membagikan totebag secara gratis sebagai pengganti tas plastik.
Kegiatan CCF: Kampanye Totebag |
Totebag memang dipilih CCF bukan karena 100% ramah
lingkungan namun dikarenakan totebag memiliki durability yang tinggi. “Kami
memilih totebag karena durabilitynya, butuh sekitar 1 bulan lebih untuk rusak
jika kita pakai sehari-hari. Logika sederhana, andai setiap hari kita membuang
3 tas plastik, maka jika kita memakai totebag, itu artinya kita telah mencegah
sekian banyak tas plastik untuk dibuang ke alam tiap bulannya. Dan lagi tas
yang ramah lingkungan seperti tas dari singkong masih ada celah kekurangnnaya
selain harganya yang mahal” pungkas Baskoro CCF.
#byesedotanplastik Campaign
Gerakan mereka berlanjut dengan mengurangi sedotan plastik yang mereka sebut
#byesedotanplastik. Target mereka bukan masyarakat umum namun para pelaku usaha
seperti cafe ; resto ; dan hotel. Mereka memilih target para pelaku usaha
karena mudah dikontrol dari pada masyarakat umum.
Baskoro CCF menyampaikan “Target kami para pelaku usaha,
misal sebuah cafe setiap harinya membuang sekitar 500 sedotan plastik. Dengan
gerakan ini, dapat dihitung berapa persen penurunan penggunaan sedotan plastik
tiap harinya. Kalau target kami masyarakat umum akan sulit.”
Sudah sekitar 50 an para pelaku usaha yang tergabung dalam
gerakan #byesedotanplastik. Awalnya gerakan ini mengharuskan para pelaku usaha
untuk sama sekali tidak menggunakan sedotan plastik. Namun kenyataan berbeda
saat mereka turun ke lapangan. Sehingga mereka merubah tujuan dari gerakan ini,
dimana para pelaku usaha tidak lagi menggunakan sedotan plastik kecuali by
request.
Disisi lain mereka juga merekomendasikan penggunaan sedotan
yang ramah lingkungan seperti sedotan kertas dan sedotan jagung. Walau sulit
diterima karena harga yang mahal dibanding sedotan plastik. “Silahkan ganti
sedotan plastik dengan sedotan yang lebih ramah lingkungan namun jangan ganti
prinsip Sekali-Pakai dengan Berulangkali-pakai” imbuh Baskoro CCF.
Hal ini dia sampaikan karena [saat itu] masih ada cafe dan
resto yang menyediakan sedotan dipakai bergantian untuk customer mereka,
seperti sedotan stainless. Survey yang pernah mereka lakukan menyebutkan
bahwasanya hampir 90% customer enggan menggunakan sedotan berulangkali pakai,
karena faktor kebersihan.
#byesmallestbottles Campaign
Gerakan mengurangi plastik selanjutnya adalah mengurangi botol plastik. Gerakan
ini ditujukan pada perusahaan pengguna botol plastik. Atau perusahaan yang
menggunakan botol plastik untuk produk mereka. Mereka menyampaikan Pembatasan
Ukuran Botol Plastik. Dimana mereka berharap perusahaan tidak lagi menggunakan
botol dengan ukuran dibawah 500 ML untuk produk mereka, seperti 220 atau 250
ML. Baskoro CCF menyampaikan “Coba bayangkan, kita dijalan di siang hari.
Merasa haus kemudian membeli air mineral dalam kemasan 220 ML. Minimal kita
beli 3 botol. Beli sekarang ; Diminum sekarang ; dan menjadi sampah diwaktu
yang bersamaan”. Pelarangan penggunaan botol plastik adalah sesuatu yang sulit
dilakukan. Maka dari itu CCF menyampaikan Pembatasan Ukuran Botol Plastik.
Mari tetap menjaga Bumi. Menumbuhkan kesadaran dan kepedulian tidak lah mudah. Dibutuhkan kerja keras untuk itu.
Sumber: https://tugumalang.id/baskoro-ccf-dibutuhkan-cara-berbeda-untuk-mengurangi-penggunaan-plastik/
No comments:
Post a Comment