Sebuah SPBU di Kediri tutup karena kehabisan BBM (6/1).
Himpunan Pengusaha Nasional Minyak dan Gas Kediri menuntut ganti rugi kepada
Pertamina atas keterlambatan pasokan. Foto: ANTARA/Arief Priyono |
Perubahan
iklim atau climate change memiliki berbagai dampak yang luar
biasa bagi kehidupan manusia. Dilansir dari worldwildlife.org, climate
change mampu menaikkan suhu bumi hingga lebih dari satu derajat celcius.
Akibatnya, banyak makhluk hidup rentan, seperti tanaman dan hewan liar,
terancam hidupnya.
Melelehnya es di kutub, meningkatnya air laut, hingga cuaca
yang tidak menentu menjadi penyebab dari terancamnya kehidupan di bumi. Tidak
menutup kemungkinan bahwa manusia akan berada dalam keadaan yang sama dengan
tanaman dan hewan.
Berbagai upaya pun telah dilakukan oleh para aktivis dan
akademisi lingkungan untuk mencegah climate change dan
berbagai dampak buruknya. Beberapa upaya yang telah dilakukan, antara lain
melakukan advokasi kebijakan climate change, mengampanyekan pengurangan
emisi karbon bagi perusahaan-perusahaan minyak dan gas, dan membantu masyarakat
untuk beradaptasi dengan perubahan iklim yang serba cepat.
Selain upaya tersebut, beberapa upaya yang cukup Radikal pun
juga diusulkan oleh para ilmuwan. Dilansir dari bbc.com, beberapa ilmuwan
bahkan mengusulkan supaya beberapa fosil penyebab climate change tetap
berada di perut bumi. Para ilmuwan mengestimasi supaya 60 persen fosil minyak
dan gas bumi tidak digali dalam waktu dekat. Selain minyak dan gas bumi,
sebanyak 90 persen batubara juga direkomendasikan untuk tidak digali. Hal
tersebut bertujuan supaya pada 2050 suhu panas global tidak menembus 1,5
derajat celcius.
Estimasi tersebut dilakukan setelah para ilmuwan merasa
optimis melihat penurunan panas bumi pada dua tahun terakhir. Pengurangan
mobilitas yang dilakukan selama pandemi Covid-19 membuat suhu global menurun
drastis. Apabila dunia dapat mengurangi suhu global sebanyak 3 persen per tahun
hingga 2050, dampak terburuk dari climate change dapat
dihindari.
Meskipun demikian, para ilmuwan justru menemukan fakta yang
berkebalikan di lapangan. Banyak ekstraksi minyak dan gas bumi yang telah
direncanakan dan dianggarkan beberapa tahun ke depan. Akibatnya, upaya untuk
menekan naiknya suhu global bisa saja gagal. Selain itu, perjanjian
internasional yang dilakukan di Paris pada 2015 guna mengurangi suhu global
sepertinya juga akan dilanggar oleh beberapa negara.
Para ilmuwan mengakui bahwa prakiraan, perhitungan,
dan inovasi semata
tidak akan mampu menghambat laju climate change. Sebuah kehendak politik
atau political will yang kuat dari berbagai aktor internasional
diperlukan untuk membuat kebijakan yang radikal guna mencegah perubahan
iklim.
Sumber : https://tekno.tempo.co/read/1505698/cegah-perubahan-iklim-memburuk-fosil-minyak-bumi-harus-tetap-terkubur
No comments:
Post a Comment