Monday, September 13, 2021

Cegah Perubahan Iklim Memburuk, Fosil Minyak Bumi Harus Tetap Terkubur

 

Sebuah SPBU di Kediri tutup karena kehabisan BBM (6/1). Himpunan Pengusaha Nasional Minyak dan Gas Kediri menuntut ganti rugi kepada Pertamina atas keterlambatan pasokan. Foto: ANTARA/Arief Priyono

Perubahan iklim atau climate change memiliki berbagai dampak yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Dilansir dari worldwildlife.org, climate change mampu menaikkan suhu bumi hingga lebih dari satu derajat celcius. Akibatnya, banyak makhluk hidup rentan, seperti tanaman dan hewan liar, terancam hidupnya.

Melelehnya es di kutub, meningkatnya air laut, hingga cuaca yang tidak menentu menjadi penyebab dari terancamnya kehidupan di bumi. Tidak menutup kemungkinan bahwa manusia akan berada dalam keadaan yang sama dengan tanaman dan hewan. 

Berbagai upaya pun telah dilakukan oleh para aktivis dan akademisi lingkungan untuk mencegah climate change dan berbagai dampak buruknya. Beberapa upaya yang telah dilakukan, antara lain melakukan advokasi kebijakan climate change, mengampanyekan pengurangan emisi karbon bagi perusahaan-perusahaan minyak dan gas, dan membantu masyarakat untuk beradaptasi dengan perubahan iklim yang serba cepat. 

Selain upaya tersebut, beberapa upaya yang cukup Radikal pun juga diusulkan oleh para ilmuwan. Dilansir dari bbc.com, beberapa ilmuwan bahkan mengusulkan supaya beberapa fosil penyebab climate change tetap berada di perut bumi. Para ilmuwan mengestimasi supaya 60 persen fosil minyak dan gas bumi tidak digali dalam waktu dekat. Selain minyak dan gas bumi, sebanyak 90 persen batubara juga direkomendasikan untuk tidak digali. Hal tersebut bertujuan supaya pada 2050 suhu panas global tidak menembus 1,5 derajat celcius. 

Estimasi tersebut dilakukan setelah para ilmuwan merasa optimis melihat penurunan panas bumi pada dua tahun terakhir. Pengurangan mobilitas yang dilakukan selama pandemi Covid-19 membuat suhu global menurun drastis. Apabila dunia dapat mengurangi suhu global sebanyak 3 persen per tahun hingga 2050, dampak terburuk dari climate change dapat dihindari. 

Meskipun demikian, para ilmuwan justru menemukan fakta yang berkebalikan di lapangan. Banyak ekstraksi minyak dan gas bumi yang telah direncanakan dan dianggarkan beberapa tahun ke depan. Akibatnya, upaya untuk menekan naiknya suhu global bisa saja gagal. Selain itu, perjanjian internasional yang dilakukan di Paris pada 2015 guna mengurangi suhu global sepertinya juga akan dilanggar oleh beberapa negara. 

Para ilmuwan mengakui bahwa prakiraan, perhitungan, dan inovasi semata tidak akan mampu menghambat laju climate change. Sebuah kehendak politik atau political will yang kuat dari berbagai aktor internasional diperlukan untuk membuat kebijakan yang radikal guna mencegah perubahan iklim. 


Sumber : https://tekno.tempo.co/read/1505698/cegah-perubahan-iklim-memburuk-fosil-minyak-bumi-harus-tetap-terkubur 

No comments:

Post a Comment

SOLUSI DIGITAL CITY: Monitoring SmartCity menggunakan software PRTG

  Monitoring SmartCity menggunakan software PRTG. Software PRTG memonitor perangkat / Device untuk Smart City ini banyak menggunakan device...