Ilustrasi energi tenaga surya. Foto: suryautamaputra |
Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral melibatkan generasi muda dalam upaya mencapai target bauran energi baru terbarukan.
“Pemerintah membutuhkan peran generasi muda untuk
mengakselerasi pencapaian 23 persen bauran energi baru terbarukan pada 2025,”
kata Koordinator Komunikasi dan Layanan Informasi Publik Kementerian ESDM
Ariana Soemanto dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
Ariana menjelaskan generasi muda dapat mengambil peran
penting melalui kampanye tentang energi baru terbarukan, seperti pembangkit
listrik tenaga surya (PLTS) atap.
Menurut dia, pemerintah berkomitmen mendukung ide dan
inovasi para mahasiswa terkait pencapaian target bauran energi baru terbarukan
tersebut.
Tepat sebulan lalu, pemerintah meluncurkan Gerakan Inisiatif
Listrik Tenaga Surya (Gerilya) merupakan studi independen yang disiapkan oleh
Kementerian ESDM untuk diimplementasikan pada Merdeka Belajar Kampus Merdeka
(MBKM) Kementerian Ristek.
Program Gerilya bertujuan menyiapkan mahasiswa sebagai
aktivis energi bersih melalui pembekalan dan pemberian pengalaman yang
diperuntukkan bagi mahasiswa eksakta yang ingin mendapatkan 10 hingga 20 SKS
dalam satu semester dengan mengikuti tiga kursus dan tiga bulan team-based
project.
Saat ini pemerintah memiliki beberapa langkah strategis
dalam upaya mencapai netralitas karbon, di antaranya pengembangan pembangkit
listrik energi baru terbarukan, termasuk implementasi peraturan presiden
terkait harga listrik dari pembangkit hijau dan pengembangan co-firing biomassa
untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Selain itu untuk PLTU yang telah habis masa kontraknya tidak
akan lagi dilakukan perpanjangan kontrak. Pemerintah juga melakukan percepatan
implementasi kendaraan listrik dan perluasan pemanfaatan kompor listrik.
Adapun perbandingan hukum penawaran dan permintaan minyak
bumi di Indonesia saat ini masih belum seimbang.
Daya konsumsi masyarakat lebih tinggi dibandingkan produksi
minyak dalam negeri. Namun, produksi gas justru lebih tinggi ketimbang konsumsi
yang membuat Indonesia termasuk salah satu negara pengekspor gas dunia.
“Perbandingan antara supply dan demand gas sudah sangat
menguntungkan karena daya produksi lebih tinggi daripada daya konsumsi masyarakat.
Hal tersebut menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor gas,”
pungkas Ariana.
Saat ini, pemerintah menempatkan gas bumi ke dalam proses
peralihan yang terukur selama masa transisi energi menuju energi baru
terbarukan, karena gas bumi sebagai salah satu contoh sumber energi yang lebih
bersih.
Terdapat sekitar 53 proyek infrastrukur gas di Indonesia
Timur mulai dari pembangunan mini regas, pembangunan pipa transmisi,
pembangunan unit penyimpanan, hingga pembangunan kilang.
Kementerian ESDM memproyeksikan potensi cadangan gas
nasional mencapai 62,4 triliun kaki kubik (TFC) dengan cadangan terbukti
mencapai 43,6 TCF yang dapat mencukupi produksi selama 20 tahun ke
depan.(Ant/Nto)
Sumber: https://indonesiainside.id/ekonomi/2021/09/28/generasi-muda-bakal-dilibatkan-pengembangan-energi-terbarukan
No comments:
Post a Comment