PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) belum berniat memasang Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap atau panel surya ke produk propertinya dalam waktu dekat ini. Perusahaan beralasan, teknologi panel surya masih tergolong mahal.
Direktur MTLA Olivia Surodjo mengatakan, pada prinsipnya
Metland mendukung upaya-upaya untuk menuju ke green development.
"Namun kami masih perlu mengkaji lebih dalam lagi
mengenai PLTS Atap ini. Dalam waktu dekat kami belum ada rencana mengarah ke
sana," kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (14/9).
Olivia menambahkan, sebenarnya Metland tidak menutup
kemungkinan terkait penggunaan PLTS Atap dalam jangka panjang. "Let’s
see, kami pelajari dulu dari berbagai aspek," tambah dia.
Sebelumnya Olivia pernah menjelaskan, pertimbangan Metland
belum memanfaatkan panel surya ke produk propertinya karena ongkos produksinya
masih terlalu mahal untuk diterapkan ke properti yang dibangun perusahaan.
Olivia memandang, teknologi panel surya dapat mendukung
penghematan penggunaan energi. Diharapkan di masa mendatang, harga panel surya
lebih murah sehingga Metland dapat menggunakannya sebagai fitur tambahan.
Apa yang dikatakan Olivia kurang lebih sama dengan pemaparan
Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI), Paulus Totok Lusida sebelumnya
menyebut, saat ini teknologi surya panel atau PLTS Atap masih mahal sehingga
belum begitu diminati end user.
"Kalau mengadakan sendiri atau pengembang beli sendiri,
tentu hitung-hitungannya jadi besar. Keperluan (panel surya) untuk satu
properti hunian masih mahal sehingga kurang begitu diminati para end
user. Kami bangun rumah sesuai permintaan end user," jelas dia
kepada Kontan.co.id, beberapa waktu lalu.
Totok bilang, nilai panel surya yang saat ini masih relatif
mahal membuat pihak pengembang masih berat untuk menjalankan dengan optimal.
Namun dia tidak menampik bahwa sudah ada sebagian pengembang yang mulai
menjalankan untuk rumah non-subsidi.
Biasanya rumah tersebut untuk segmen menengah ke atas dengan
konsentrasi wilayah di Jabodetabek.
Totok menegaskan, meskipun beberapa pengembang sudah mulai
menggunakan surya panel, tidak semua pelaku usaha bisa melakukan hal yang sama
karena terganjal biaya yang mahal.
Sebagai gambaran saja, beberapa waktu lalu manajemen
Solarkita selaku pengembang sistem panel surya yang fokus di sektor perumahan
memaparkan tentang gambaran biaya pemasangan panel surya.
Sederhananya, Solarkita menawarkan paket pemasangan PLTS
atap untuk rumah tangga dimulai dari harga Rp 49 juta dengan rumah berdaya
listrik 2 kWp.
Raditya Arga Laksmana, Marketing Supervisor SolarKita
mengatakan, sejalan dengan kebutuhan masyarakat sekaligus mengejar target
penurunan emisi karbon, saat ini pengembang properti mulai memanfaatkan
surya panel sebagai nilai tambah produknya.
"Oleh karenanya, permintaan pemasangan solar panel
secara pribadi dan developer," pungkas dia.
Sumber: https://investasi.kontan.co.id/news/harga-masih-mahal-metropolitan-land-mtla-masih-enggan-pasang-panel-surya
No comments:
Post a Comment