Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno saat
memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR RI ke PT Len Industri (Persero), di
Bandung. Foto: Geraldi/nvl |
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno berharap PT Len Industri menjadi pionir dalam mencapai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) ketika memproduksi produk-produknya. Sehingga industri pertahanan di Indonesia semakin bisa dikembangkan.
"Banyak yang kami serap di
sini, khususnya dari aspek kemajuan teknologi yang sudah bisa dilaksanakan oleh
PT Len untuk memenuhi berbagai kebutuhan terutama untuk pertahanan,
pengembangan solar panel sehingga nanti bisa mengembangkan PLTS lebih banyak
lagi dengan kandungan dalam negeri yang lebih tinggi," ucap Eddy saat
memimpin Tim Kunspek Komisi VII DPR RI ke PT Len Industri (Persero), di
Bandung, Jawa Barat, Kamis (9/9/2021).
Politisi Fraksi PAN ini
menambahkan, nantinya PT Len akan bertransformasi menjadi holding company dan
berkonsolidasi dengan lima anak perusahaannya. “Oleh karenanya, PT Len Industri
ditugaskan sebagai lead integrator holding BUMN Industri Pertahanan
(Indhan) yang terdiri dari Len Industri, Pindad, Dirgantara Indonesia, Dahana,
dan PAL Indonesia," tandasnya.
Pada kesempatan yang sama,
Anggota Komisi VII DPR RI Dyah Roro Esti menjelaskan, saat ini pemerintah
sedang menyusun aturan baru terkait PLTS Atap yang terhubung pada jaringan
listrik dalam rangka untuk mendorong pemanfaatan PLTS di Indonesia. Dalam draft
aturan tersebut, pelanggan PLTS Atap dapat mengekspor listrik kepada PLN.
Energi listrik yang diekspor dihitung berdasarkan yaitu nilai kWh ekspor yang
tercatat dikali 100 persen.
"Perubahan bisa kita mulai
dari kita sendiri, makanya saya tergerak untuk meng-install PLTS Rooftop
di rumah. Saya merasa ini adalah kontribusi saya dalam mengurangi emisi karbon.
Dampak yang paling signifikan adalah penghematan biaya listrik. Biaya awal
memang mahal, tapi saya ingin tularkan kepada yang lainnya bahwa ini merupakan
investasi yang menguntungkan," jelasnya. (opi/es)
No comments:
Post a Comment