Menteri LHK ajak kaum perempuan jadi pelopor isu perubahan iklim
![]() |
Menteri LHK Siti Nurbaya. ANTARA/HO-KLHK. |
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti
Nurbaya mengajak kaum perempuan untuk menjadi pelopor dalam isu perubahan iklim
dan mengubahnya dari permasalahan menjadi peluang, salah satunya lewat Program
Kampung Iklim (Proklim).
"Saya ingin memberikan gambaran peran perempuan dalam komunitas masyarakat
di tingkat RT/RW misalnya. Pada tingkat tapak dan terdepan, para ibu dalam
kelompok dapat mendorong inisiasi pembentukan kelompok masyarakat Program
Kampung Iklim," ujar Menteri LHK Siti Nurbaya menurut keterangan resmi
Kementerian LHK yang diterima di Jakarta pada Kamis.
Menteri Siti mengatakan bahwa banyak kegiatan yang bisa dilakukan kaum
perempuan dalam Proklim seperti menanam pohon dan pertanian agroforestri, daur
ulang sampah untuk mengurangi pencemaran dan juga membangun ekonomi sirkular
sebagai bagian dari upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.
KLHK berharap hingga 2024 akan terbentuk sebanyak 20.000 kampung iklim di
seluruh Indonesia, yang menurut Siti memerlukan dukungan dari semua pihak
termasuk kaum perempuan.
Dia menjelaskan bahwa sejak pertemuan Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP)
ke-20 pada 2014, perspektif gender dalam isu penanggulangan perubahan iklim
telah memiliki basis yang kuat. Di tingkat nasional juga kebijakan responsif
gender terkait perubahan iklim terus disempurnakan.
"Tantangan utamanya dan saat ini, yaitu dalam implementasi dan dalam
konteks peran perempuan, untuk bagaimana perempuan memanfaatkan peluang yang
ada dan mengatasi hambatan yang dihadapi. Perubahan iklim merupakan isu yang
berdimensi jangka panjang dan menyangkut values, multi-disiplin, multisektor,
inter-generasional, dan memerlukan peran semua pihak," jelas Siti.
Dia menekankan bahwa ancaman perubahan iklim perlu diwaspadai karena berdampak
pada kehidupan manusia seperti terjadi peningkatan bencana akibat iklim
ekstrem, ancaman terhadap kawasan pesisir dan tenggelamnya pulau-pulau kecil
karena kenaikan tinggi muka air laut, gangguan kesehatan penyakit terkait iklim
seperti malaria dan timbulnya jenis penyakit baru.
Perubahan iklim juga menimbulkan kerusakan infrastruktur akibat iklim ekstrem,
peningkatan kejadian gagal panen, penurunan produktivitas ternak, tanaman
perkebunan dan tanaman semusim, gangguan mata pencaharian masyarakat khususnya
pertanian dan nelayan serta ancaman terhadap keanekaragaman hayati dan ekosistem.
Untuk itu partisipasi semua pihak untuk aktif bekerja sama melaksanakan
tindakan terintegrasi mitigasi dan adaptasi perubahan iklim akan berkontribusi
positif terhadap pengendalian perubahan iklim, serta meningkatkan ketahanan
masyarakat terhadap dampak perubahan iklim.
Sumber: https://www.antaranews.com/berita/2425233/menteri-lhk-ajak-kaum-perempuan-jadi-pelopor-isu-perubahan-iklim
Comments
Post a Comment