Ilustrasi Energi Terbarukan © mlmagz.com |
Dilansir dari laman Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral (KESDM), Indonesia memiliki potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) yang
cukup besar. Potensi ini tentunya memberi masa depan yang menjanjikan bagi
kemandirian energi Indonesia yang saat ini masih disokong oleh energi fosil.
Menurut The Conversation, pemerintah Indonesia
telah mencanangkan bauran EBT yang mencapai 23 persen pada 2025 dan naik
menjadi 31 persen pada 2050. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia menuju
transisi energi. Disebutkan pada laman KESDM, total investasi yang diserap
pengembangan EBT sampai tahun 2025 diproyeksikan sebesar 13,197 juta USD.
Sebagai suatu negara kepulauan dengan iklim tropis,
Indonesia memiliki potensi besar dalam bidang EBT. Berikut empat di antaranya.
1. Energi panas bumi (geothermal)
Ilustrasi Geothermal | Foto: KS Orka Renewables |
Energi geothermal adalah energi panas yang terkandung dalam
fluida air (bisa dalam uap, cair, atau campuran keduanya) yang berada pada
kedalaman lebih dari 1 kilometer di bawah permukaan bumi. Fluida panas ini
memiliki temperatur dan tekanan yang tinggi yang menjadikannya sebagai penyedia
energi yang masif.
Jumlah potensi energi geothermal Indonesia ialah sekitar
11.073 Megawatt listrik (MWe) dan cadangannya sekitar 17.506 MWe. Sayangnya,
sebagai negara dengan potensi energi terbarukan geothermal terbesar di dunia,
kita masih belum maksimal dalam segi pemanfaatannya.
Sumber energi ini tersebar hampir merata di lebih dari 300
titik dari Sabang sampai Merauke. Hal tersebut menjadikan pemanfaatan energi
geothermal dapat membantu mengatasi krisis listrik di masa kini dan masa depan.
Dalam Road Map Pengembangan Geothermal yang disusun oleh
Kementerian ESDM, Indonesia menargetkan pengembangan energi geothermal sekitar
7000 MW pada 2025. Program ambisius ini membutuhkan investasi yang besar,
penyiapan teknologi yang mumpuni, manajemen penyediaan sumber daya manusia yang
kompeten, dan dukungan iklim investasi yang menarik bagi investor.
Total kapasitas terpasang Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Bumi (PLTP) Indonesia saat ini ialah sebesar 1.948 MW. Jumlah ini menjadikan
kita sebagai negara produsen energi geothermal terbesar kedua setelah Amerika
Serikat (3.591 MW).
2. Energi Surya
Ilustrasi PLTS | Foto: Laman EBTKE ESDM |
Sebagai negara tropis dengan sinar matahari yang bersinar
sepanjang tahun, Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan teknologi
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Energi alternatif terbarukan ini cukup
menjanjikan untuk menopang kebutuhan energi masyarakat di Indonesia khususnya
masyarakat desa.
Menurut catatan Kementerian ESDM, elektrifikasi di Indonesia
masih 55-60%, dan mayoritas wilayah yang belum teraliri listrik adalah wilayah
pedesaan. Oleh karena itu, energi surya dapat menjadi salah satu energi
alternatif untuk memenuhi kebutuhan listrik masyarakat di desa. Hal ini
memungkinkan karena sifat panel surya yang dapat dibangun dimana saja.
Potensi energi surya di Indonesia dinilai sangat besar,
yakni sekitar 4.8 KWh/m2 atau setara dengan 112.000 GWp, tetapi yang sudah
dimanfaatkan baru sekitar 10 MWp. Telah memiliki basis kebijakan yang kuat,
pemerintah kini tetap harus fokus dalam produksi photovoltaic (PV) yang akan
menjadi komponen utama dalam sistem PLTS.
3. Energi Biomassa/biogas
Ilustrasi Energi Biogas | Foto: alatujilingkungan.id |
Energi biogas adalah energi yang dihasilkan dari limbah
organik seperti kotoran ternak, atau limbah dapur seperti sayuran yang sudah
digunakan. Limbah-limbah tersebut akan melalui proses urai yang dinamakan
anaerobik digester di ruang kedap udara.
Komponen utama dari energi biogas ini adalah gas metana
(CH4) dan karbondioksida (CO2). Kedua gas tersebut dapat dibakar atau
dioksidasi dan melepas energi yang dapat dimanfaatkan manusia untuk kebutuhan
sehari-hari. Semakin besar kandungan metana dari energi biogas, maka akan
semakin besar juga energi yang bisa dihasilkan dari biogas tersebut.
Biogas sendiri dapat dimanfaatkan masyarakat sebagai energi
alternatif pengganti LPG untuk memasak dan bahan bakar generator untuk
menghasilkan listrik. Selain itu, biogas dinilai lebih aman untuk bumi karena
pembakaran biogas mampu mengurangi emisi gas kaca. Biogas juga dapat mengurangi
bau, serangga, dan patogen yang berasal dari timbunan kotoran tradisional.
Menurut Kementerian (ESDM) pengembangan biogas di Indonesia
merupakan tantangan sekaligus peluang bagi Indonesia. Tercatat, biogas rumah
tangga yang sudah terpasang mencapai 47.505 unit di seluruh wilayah Indonesia
dengan menghasilkan biogas sebanyak 75.044,2 m3/hari atau sekitar 26,72 juta
m3/tahun.
Kementerian ESDM akan terus mengejar target Pembangkit
Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) mencapai 5.5 GW pada tahun 2025. Harapannya
biogas akan menjadi salah satu energi alternatif utama bagi masyarakat
Indonesia pada masa yang akan datang, dan dapat menjadi salah satu upaya untuk
menjaga bumi dari pemanasan global.
4. Energi Laut
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) ONWJ | Foto: IST |
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang memiliki
wilayah laut terbesar, yaitu sekitar dua pertiga wilayah Indonesia adalah laut.
Hal tersebut menjadi keuntungan bagi Indonesia dari segi besarnya potensi
energi laut.
Energi laut yang dihasilkan dari gerakan dan perbedaan suhu
lapisan laut (samudera) merupakan sumber energi di perairan laut yang berupa
energi pasang surut, energi gelombang, energi arus laut, dan energi perbedaan
suhu lapisan laut. Saat laut pasang dan saat laut surut aliran airnya dapat
menggerakkan turbin untuk membangkitkan listrik.
Potensi termal lautan Indonesia ialah sebesar 2,5 x 1.023
Joule dengan efisiensi konversi energi panas laut sebesar tiga persen,
menghasilkan daya sekitar 240.000 MW. Beberapa penelitian menyimpulkan bahwa
energi gelombang di beberapa titik di Indonesia bisa mencapai 70 kW/m di
beberapa lokasi.
Karakteristik energi gelombang dinilai sesuai untuk memenuhi
kebutuhan energi kota-kota pelabuhan dan pulau-pulau terpencil di Indonesia.
Pemanfaatan energi gelombang yang sudah diaplikasikan di Indonesia baik oleh
lembaga litbang (BPPT, PLN) maupun institusi pendidikan lainnya baru pada tahap
penelitian. Harapannya, di masa depan energi gelombang dapat menjadi salah satu
energi terbarukan yang menjanjikan.
Dilansir dari Kompas, Indonesia masih memanfaatkan
sebagian kecil energi terbarukan, yaitu hanya sekitar 2,3 persen dari potensi
yang ada. Padahal, potensi energi terbarukan yang dimiliki negara kita ialah sekitar
442 gigawatt (GW), atau sekitar tujuh kali lipat dari kapasitas listrik yang
telah terpasang di tanah air.
Kini, kebutuhan penggunaan energi kian bertambah tiap waktunya, khususnya dengan adanya digitalisasi dan pertambahan penduduk. Agar tidak terjadi defisit energi di masa depan, pengembangan energi baru dan terbarukan menjadi suatu keharusan.*
Sumber: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2021/09/29/menuju-transisi-mandiri-energi-berikut-4-potensi-energi-terbarukan-di-indonesia
No comments:
Post a Comment