Jakarta – Belakangan ini, isu perubahan iklim terus menjadi perbincangan hangat masyarakat dunia. Salah satu faktor penyebab perubahan iklim adalah produksi tinggi gas karbondioksida yang menyebabkan efek rumah kaca. Project Dragdown, sebuah koalisi ilmuwan, ekonom, peneliti, pebisnis dan pembuatan kebijakan, pun turut serta dalam menggemborkan tentang isu perubahan iklim.
Dilansir dari laman wider.com, melalui sebuah
ringkasan mitigasi perubahan
iklim, Project Dragdown mengajak para masyarakat dunia untuk melakukan
langkah-langkah pencegahan produksi gas karbondioksida di bumi.
Dari delapan puluh langkah praktis yang direkomendasikan,
terdapat satu saran yang menarik perhatian dan terkesan tidak relavan.
Alih-alih berfokus pada penghematan energi atau menggunakan energi alternatif,
Project Dragdown menekankan mitigasi melalui pemberdayaan perempuan dan
sosialisasi pentingnya program Keluarga Berencana (KB).
Lantas, apa hubungan pencegahan perubahan iklim dengan
pemberdayaan perempuan?
Pencegahan perubahan iklim melalui pemberdayaan perempuan
ternyata memiliki korelasi yang berkesinambungan. Pemberdayaan perempuan
dilakukan dengan memberikan akses pendidikan yang berkualitas. Dengan edukasi
matang, mendorong para perempuan di dunia kehidupan yang lebih baik, seperti
harapan hidup tinggi, ekonomi maju, hingga pemaksaan pernikahan menjadi
berkurang.
”Dengan demikian, perempuan melalui keterampilannya
siap untuk menghadapi perubahan iklim,” ujar perwakilan Project Derugdown.
Selain itu, perempuan ini juga berperan dalam mengendalikan
jumah penduduk di bumi. Dikutip dari laman earthday.org, melalui
pendidikan, perempuan akan lebih tahu keefektifan program keluarga bencana (KB)
dalam menekan jumlah penduduk.
Penduduk yang padat membuat kebutuhan sumber daya akan
semakin banyak. Apabila kondisi seperti ini dibiarkan, maka lingkungan bumi
akan rusak dan langka karena terus-menerus digunakan untuk memenuhi kebutuhan
manusia yang semakin pesat jumlahnya.
Seperti yang diketahui, tidak semua negara-negara di dunia
merespons baik keberadaan program KB, khususnya di negara-negara berkembang.
Melansir laman ejournal.iainsurakarta.ac.id, sebagian besar menolak program ini
karena dianggap bertentangan dengan agama dan kepercayaan. Akibatnya, produksi
gas karbondioksida di atmosfer semakin meningkat.
Meskipun tidak signifikan, tetapi pengendalian kelahiran berperan penting
dalam mengontrol perubahan iklim di dunia. Project Dragdown menilai apabila
kedua langkah ini dilakukan secara universal oleh seluruh negara-negara di
dunia, dipastikan dapat mengurangi 120 miliar ton emisi pada 2050.
Sumber: https://tekno.tempo.co/read/1505656/pemberdayaan-perempuan-berperan-kontrol-perubahan-iklim-begini-penjelasannya
No comments:
Post a Comment