Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Arifin
Rudianto (Tangkapan layar Webinar “Transisi Energi Net Zero Emission”, Senin
(27/9)). |
Deputi Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Arifin
Rudianto mengatakan bahwa harus ada upaya luar biasa dari seluruh negara untuk
mengatasi perubahan iklim, termasuk
Indonesia.
Pasalnya, PBB mengatakan bahwa pola pembangunan global saat
ini sudah meningkatkan temperatur bumi hingga 3,1 derajat Celsius.
Hal itu disampaikan dalam Webinar “Transisi Energi Net Zero
Emission” yang diselenggarakan Dewan Energi Nasional (DEN), Senin (27/9).
“Kita harus mengurangi emisi gas rumah kaca agar temperatur
bumi dapat tetap terjaga dan hanya hanya meningkat 1,5 derajat Celsius saja
pada 2050,” katanya.
Arifin menegaskan bahwa semua negara di dunia wajib
berkontribusi untuk menangani perubahan iklim.
Namun, implementasi yang dilakukan tiap-tiap negara tak bisa
dipukul rata.
“Tanggung jawab ini harus dilakukan dengan prinsip perbedaan
tanggung jawab dari kemampuan tiap-tiap negara,” ungkapnya.
Lalu, bagaimana Indonesia merespons tantangan tersebut?
Menurut Arifin, pemerintah Indonesia melalui Bappenas sudah
merancang pembangunan rendah karbon dan ketahanan iklim dalam
RPJMN 2020-2024.
“Upaya itu membuat RPJMN 2020-2024 menjadi RPJMN
hijau pertama di Indonesia yang secara eksplisit mengintegrasikan aspek
lingkungan hidup sebagai bagian dalam prioritas nasional,” paparnya.
Arifin mengatakan bahwa hal tersebut merupakan batu loncatan
dalam memenuhi komitmen pemerintah Indonesia untuk
mengimplementasikan kebijakan hijau.
“Berbagai upaya penanganan iklim harus sesuai dengan kondisi
dari setiap negara dan diintegrasikan dalam program pembangunan nasional,”
katanya. (*)
Sumber: https://www.genpi.co/berita/138625/pemerintah-siapkan-rencana-mengatasi-perubahan-iklim
No comments:
Post a Comment