Curah hujan ekstrem dapat terjadi sebagai dampak dari
krisis iklim di Indonesia.
Salah satu dampak krisis iklim di Indonesia adalah
peningkatan potensi terjadinya cuaca ekstrem yang
dapat menyebabkan banjir dan kekeringan intens.
Laporan terbaru Panel Antar-Pemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) PBB
menemukan bahwa perubahan
iklim mengintensifkan siklus hidrologi atau air alam.
"Jadi akan sangat wajar kalau kita akan sering mendapatkan curah hujan ekstrem pemicu
banjir, namun di saat musim kemarau kita akan mendapatkan kekeringan yang lebih
intens," kata peneliti Pusat Layanan Informasi Iklim Terapan Badan
Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Siswanto dalam diskusi
virtual tentang krisis iklim yang diadakan Walhi, dipantau dari Jakarta pada
Senin.
Hal itu, menurut Siswanto, disebabkan oleh intensifikasi dari siklus air atau
hidrologi. Selain itu, perubahan iklim juga akan menyebabkan pola curah hujan
di wilayah tropis yang berubah pola dan intensitasnya tergantung dengan
wilayah.
Daerah pesisir juga akan mengalami dampak dari kenaikan
tinggi muka laut sepanjang abad ke-21 yang berkontribusi terhadap banjir pantai
yang lebih sering di daerah pesisir serta menyebabkan erosi pantai. Dia juga
mengingatkan bahwa untuk kota seperti Jakarta, Makassar, Medan, dan Surabaya
juga akan mengalami respons berbeda.
"Terutama di kota sendiri sudah ada fenomena yang disebut dengan fenomena
panas perkotaan," jelasnya.
Secara umum, saat ini rata-rata suhu udara permukaan Indonesia lebih rendah
dari rata-rata global. Namun, jika dilihat secara spesifik per kota, seperti
Jakarta, maka ditemukan tingkatnya lebih tinggi dibandingkan rata-rata global.
"Kalau kita lihat kota per kota seperti Jakarta itu akan 1,4 derajat
Celcius lebih kuat, dibandingkan rata-rata global," ujarnya.
Sumber: https://www.republika.co.id/berita/qzqbcn414/perubahan-iklim-dapat-tingkatkan-curah-hujan-ekstrem
No comments:
Post a Comment