Ilustrasi Panel Surya(DOK. Utomo SolaRUV ) |
Data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM),
penggunaan PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) atap melonjak tajam dari 351
menjadi 4028 pengguna hingga Juli 2021 yang berarti terjadi pertumbuhannya
1.000 persen lebih.
Diyakini tren ini masih akan terus berkembang seiring
terbitnya Permenko 7 Tahun 2021 di mana pengembangan PLTS atap menjadi salah
satu program strategis nasional dalam mencapai target bauran energi 23 persen
pada tahun 2025.
Dikutip dari The Conversation Indonesia, berdasarkan
riset David Firnando Silalahi, kandidat Phd Candidate Research School of
Electrical, Energy and Materials Engineering, Australian National University,
diprediksi Indonesia dapat menghasilkan 100 persen listrik tenaga surya pada
tahun 2050.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang mampu mendorong hal ini
yakni; sinar matahari yang melimpah sepanjang tahun, ketersediaan lahan serta
biaya investasi PLTS yang terus menurun dari tahun ke tahun.
Universitas Surabaya (Ubaya) melihat peluang ini melalui
pusat studi lingkungan dan energi terbarukan mengembangkan pusat pengembangan
solarpreneur pertama di Indonesia.
"Hal ini disebabkan kita melihat peluang usaha
pembangkit listrik terbarukan di Indonesia akan tumbuh secara pesat di masa
mendatang. Energi bersih yang berlimpah dari sinar matahari semakin bisa
diakses oleh masyarakat," ungkap Rektor Ubaya Benny Lianto.
Tantangan muncul dari ketersediaan komponen panel surya di
pasaran yang saat ini belum banyak memenuhi standar kualitas yang dibutuhkan.
"Banyak sekali ide kreatif yang diciptakan dosen Ubaya, tapi seringkali
juga tidak sesuai dengan kebutuhan industri. Melalui kerja sama dengan
Utomodeck Group, kami berharap penelitian akademis yang kami lakukan bisa
menjawab masalah lapangan yang dihadapi industri," jelas Benny Lianto.
Dari sinilah kemudian lahir kemitraan matching fund
Utomodeck Group dan Ubaya dalam mengembangkan solarpreneur development center.
Rektor UBaya Benny Lianto berharap, kolaborasi perguruan
tinggi dalam koridor pengembangan sistem termutakhir panel surya dan
ketersediaan komponen solar panel dari Utomo SolaRUV tentu akan mampu mengurai
kendala pemasangan PLTS atap di lapangan.
Peluang bisnis energi bersih
Anthony Utomo, Managing Director PT Utomo Juragan Atap
Surya Indonesia sebagai pelaku usaha penyedia jasa solusi sistem PLTS atap
nasional dengan merek Utomo SolaRUV melalui rilis resmi (18/9/2021), pihaknya
merupakan pioneer yang mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT
SNI) di Indonesia.
“Kami sangat senang menjadi pioneer pencantuman sertifikat
SNI di produk pembangkit listrik tenaga matahari. Dengan SNI yang menempel di
produk-produk Utomo SolaRUV, pengguna bisa yakin dan memiliki kepastian
performa terbaik," ungkap Anthony Utomo.
Anthony Utomo menambahkan masa depan penggunaan solaruv
sangatlah cerah. Utomo SolaRUV mengajak penggiat UMKM melalui Jaringan Juragan
Atap Energi Surya mengambil peluang bisnis energi yang baik, bersih, dan
menjanjikan di tengah kebutuhan PLTS Atap yang terus meroket naik.
“Pencantuman sertifikat SNI di produk-produk Utomo SolaRUV
bisa menjadi jaminan kesuksesan mitra UMKM kami dalam menyebarkan semangat
energi bersih melalui penggunaan solaruv,” tegas Anthony Utomo.
Dalam kesempatan sama, Fransisca Harlijanto selaku Direktur
PT Frina Lestari Nusantara mengatakan sebagai produsen plastik untuk PLTS
Terapung, pihaknya menilai penggunaan PLTS Atap sangat membantu dalam melakukan
efisiensi perusahaan.
“Untuk menunjang kinerja perusahaan, kami menggunakan PLTS atap dari Utomo SolaRUV yang sudah mendapat sertifikat SNI pertama di Indonesia. Tentu saja secara langsung memberikan kepercayaan bahwa energi listrik yang dihasilkan akan konsisten dan stabil sehingga bisa menghemat pengeluaran pembayaran listrik PLN,” tambahnya.
Sumber: https://www.kompas.com/edu/read/2021/09/18/172404171/riset-plts-dan-peluang-usaha-energi-baru-terbarukan-tumbuh-pesat-di-masa?page=all
No comments:
Post a Comment