ILUSTRASI. Pemenang dan penyerahan penghargaan dilaksanakan
secara virtual pada rangkaian kegiatan 39th ASEAN M |
ASEAN Energy Awards (AEA) 2021 memberikan penghargaan terhadap
Gedung Slamet Bratanata dan Gedung Chairul Saleh Kementerian ESDM.
Pengumuman pemenang dan penyerahan penghargaan dilaksanakan
secara virtual pada rangkaian kegiatan 39th ASEAN Minister on Energy Meeting
(AMEM) and ASEAN Energy Business Forum, Rabu (15/09).
Tak hanya KESDM, tiga perwakilan Indonesia lainnya juga
berhasil memperoleh penghargaan pada berbagai kategori.
“Kami turut senang dan berbangga, penghargaan ini tak hanya
soal kemenangan, tapi sebagai stimulus replikasi dan kiranya dapat dijadikan
best practice bagi pengelolaan gedung-gedung lainnya menerapkan manajemen dan
efisiensi energi, tak hanya di lingkup Kementerian ESDM saja, namun lebih luas
lagi ke berbagai sektor," ungkap Direktur Konservasi Energi Kementerian
ESDM L.N Puspa Dewi dalam keterangan tertulis, Kamis (16/9).
Perwakilan Indonesia yang berhasil meraih penghargaan pada
ajang AEA 2021 ini, yaitu sebagai berikut:
1. Green Office Park-9 (GOP-9), Winner, Kategori Large Green Building
2. Solar Thermal Cooling System, Winner, Kategori Spesial Submission for Energy
Efficiency in Building
3. PT Denso Bekasi Plant, 1st Runner Up, Kategori Large Industry - Energy
Management
4. Gedung Slamet Bratanata – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 1st
Runner Up, Kategori Energy Management in Large Building
5. Gedung Chairul Saleh Building - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,
2nd Runner Up, Kategori Small & Medium Building - Energy Management
Untuk kegiatan penghargaan AEA tahun ini, Indonesia
mengirimkan 10 peserta yang merupakan para pemenang Penghargaan Subroto Bidang
Efisiensi Energi tahun 2018 dan 2019.
Proses seleksi dan penentuan pemenang sendiri disaring dari
puluhan kandidat berbagai kategori yang diusulkan seluruh negara anggota ASEAN.
Para pemenang ini ditetapkan melalui hasil penjurian yang telah dilaksanakan
pada bulan 2021 lalu.
Sebagai informasi, ASEAN Energy Awards merupakan kegiatan
tahunan ASEAN yang telah dilaksanakan sejak tahun 2000.
Kegiatan ini diselenggarakan oleh ASEAN Center for Energy
(ACE) di bidang energi baru terbarukan dan konservasi energi, dalam rangka
mempromosikan pemanfaatan energi baru terbarukan serta penerapan efisiensi dan
konservasi energi di tingkat regional ASEAN.
AEA terbagi menjadi 3 kategori yaitu ASEAN Coal Awards,
ASEAN Energy Efficiency and Conservation Best Practices Awards, dan ASEAN
Renewable Energy Project Awards.
ASEAN Energy Efficiency and Conservation Best Practices
Awards terdiri atas 3 sub kategori yaitu Energy Efficient Buildings and Green
Buildings yang bertujuan mempromosikan kesadaran tentang efisiensi energi di
gedung dan untuk mendorong partisipasi sektor swasta.
Zero Energy Building (ZEB) yang bertujuan mempercepat
pergerakan ZEB di Negara-negara ASEAN dan untuk mempromosikan serta mepercepat
implementasi ZEB serta evaluasi penerapan ZEB dalam penurunan Emisi CO2 dan
Energy Management in Buildings and Industries yang bertujuan untuk
mempromosikan dan menyebarluaskan praktik terbaik dalam manajemen energi yang
ditunjukkan atau diterapkan di gedung dan industri di negara anggota ASEAN.
Profil Gedung Slamet Bratanata dan Chairul Saleh
Gedung Slamet Bratanata, yang berhasil menjadi juara pertama
pada kategori Manajemen Energi pada Gedung Besar, adalah gedung pemerintahan
milik Kementerian ESDM yang terdiri dari 8 lantai dan 2 basement dengan luas
lantai 12.299 m2 dan telah berdiri selama 27 tahun.
Gedung yang menjadi kantor Direktorat Jenderal Energi Baru,
Terbarukan dan Konservasi Energi ini adalah gedung pemerintah pertama di
Indonesia yang bersertifikat Manajemen Energi Standar sistem ISO 50001:
2018.
Bangunan beroperasi dengan sumber listrik dari jaringan (PT
PLN /PLN) sebesar 1385 kVA, didukung oleh energi listrik fotovoltaik rooftop
yang dapat menghasilkan hingga 26.000 Wp, selain itu ada dua genset untuk
pemadaman darurat.
Penerapan sistem manajemen energi telah berhasil mengurangi
konsumsi energi hingga 613.188 kWh dari baseline 2018 atau setara dengan USD
43.574 dan Sistem Manajemen Energi dapat mengurangi emisi CO2 539,60 Ton dan
emisi CO2 49,34 Ton dari produksi listrik PV.
Sementara Gedung Chairul Saleh atau gedung kantor
Sekretariat Jenderal menempati posisi kedua dalam kategori Manajemen Energi
pada Gedung Kecil dan Menengah. Gedung ini juga telah mengimplementasikan
Program Manajemen Energi sejak tahun 2016.
Program tersebut dilakukan sebagai komitmen dalam
meningkatkan penghematan energi pada tiap tahunnya dengan besar penghematan
ditetapkan berdasarkan baseline pada konsumsi energi di tahun 2016.
Pada tahun 2017, upaya penghematan energi dilakukan dengan
memasang energi terbarukan berupa panel surya dengan kapasitas 34 kWp. Upaya
tersebut menghasilkan penghematan energi hingga 81.156 kWh atau 5,39% dari
konsumsi energi tahun 2016.
Dalam upaya efisiensi energi, Gedung Chairul Saleh terus
mengembangkan program penghematan energi. Setiap bulan, pengelola gedung selalu
melakukan evaluasi dan audit untuk meningkatkan target penghematan
energi.
Memasuki tahun 2020, Gedung Chairul Saleh juga menerapkan
ISO 50001 sistem manajemen energi: 2018. Selain itu juga tengah direncanakan
tambahan energi terbarukan yaitu energi bayu atau angin. Hingga akhir tahun,
gedung ini menargetkan pengurangan konsumsi energi hingga 25% dari konsumsi
energi di tahun 2016.
Sumber: https://industri.kontan.co.id/news/terapkan-manajemen-energi-dua-gedung-kesdm-raih-penghargaan-asean-energy-awards-2021
No comments:
Post a Comment