pixabay.com/Ilustrasi/PIRO4D |
Para ilmuwan memperingatkan dampak perang nuklir terhadap
perubahan iklim. Perang nuklir disebut mampu memicu terjadinya perubahan iklim
di seluruh dunia yang bisa berdampak buruk pada produksi pangan dan kesehatan
manusia.
Para ilmuwan memperkirakan bahwa asap yang ditimbulkan oleh
perang nuklir akan bisa melubangi lapisan ozon. Yang mana, hal ini akan membuat
bumi menerima lebih banyak paparan sinar matahari. Hal itu sebagaimana
dikemukakan oleh profesor ilmu lingkungan di Rutgers University-New Brunswick
Alan Robock.
"Meskipun kami menduga bahwa ozon akan hancur setelah
perang nuklir dan itu akan menghasilkan peningkatan sinar ultraviolet di
permukaan bumi," ujarnya. "Jika ada terlalu banyak asap, itu akan
menghalangi sinar ultraviolet."
Sudah lama diketahui bahwa senjata nuklir yang digunakan di
kota-kota dan kawasan industri dapat memicu kebakaran dalam skala besar.
Pasalnya, senjata ini mampu melepaskan asap dalam jumlah besar ke stratosfer
yang kemudian akan menyebabkan perubahan iklim.
Para ilmuwan mensimulasikan efek asap ini pada kimia ozon
dan sinar ultraviolet permukaan dengan menggunakan model iklim modern.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa setelah perang nuklir regional atau
global, Bumi akan kehilangan sebagian besar lapisan ozon pelindungnya.
Yang mana, kondisi ini akan menyebabkan keadaan bumi
terpapar sinar ultraviolet yang sangat tinggi selama beberapa tahun. Kondisi
ini berisiko membahayakan kesehatan manusia dan persediaan makanan. Pemulihan
akan memakan waktu sekitar satu dekade, menurut temuan itu.
Misalnya ketika terjadi perang nuklir regional yang
melibatkan negara tetangga India dan Pakistan maka menghasilkan 5 megaton
jelaga. Maka tingkat sinar ultraviolet yang sangat tinggi akan dimulai dalam
waktu satu tahun. Sebab, lapisan ozon global akan berkurang 25 persen dan
pemulihan akan memakan waktu 12 tahun.
Jika perang terjadi dalam skala yang lebih besar, perlu
waktu lebih lama bagi tingkat sinar ultraviolet untuk naik setelahnya. Misalnya
jika Amerika Serikat dan Rusia melakukan perang nuklir, maka akan menghasilkan
150 megaton jelaga. Para peneliti mengatakan sinar ultraviolet yang tinggi akan
dimulai setelah waktu 8 tahun.
Sumber: https://www.wowkeren.com/berita/tampil/00387398.html?__cf_chl_captcha_tk__=pmd_BF5rVYXX6gEY5YKmu1p0nMal2HyVbUPeYUuI.j9x47Q-1632974701-0-gqNtZGzNAtCjcnBszQa9
No comments:
Post a Comment