Ilustrasi energi terbarukan. ( Foto: solarquotes.com.au ) |
Chief Executive Officer (CEO) AC Energy, John
Eric Francia mengatakan bahwa Asia Tenggara sedang mengalami transisi energi
dan berpeluang meningkatkan energi terbarukan di kawasan ini.
“Kami jelas sangat optimistis terhadap energi terbarukan di
Asia Tenggara. Perusahaan telah melihat momentum besar sejak mengalihkan
fokusnya ke sumber energi yang lebih bersih pada 2016,” ujar Francia, yang dikutip CNBC, pada
Selasa (28/9).
Dia menambahkan, AC Energy telah memiliki kapasitas energi
terbarukan 2.100 megawatt (MW), dan bertujuan meningkatkannya menjadi 5.000 MW
pada 2025. Perusahaan yang juga beroperasi di Filipina, Vietnam, Indonesia,
India dan Australia ini mengatakan bahwa sekitar 80% dari kapasitasnya berasal
dari sumber energi terbarukan.
Di samping itu, Francia mengaku jika transisi akan dilakukan
bertahap mengingat peristiwa baru-baru ini yang telah menunjukkan peluang dalam
energi terbarukan.
“Dengan segala yang terjadi – seperti volatilitas di pasar
global dengan bahan bakar fosil dan sebagainya, dan lonjakan permintaan yang
mengejutkan di berbagai pasar di tengah pandemi, saya pikir kita memiliki
peluang besar untuk benar-benar meningkatkan energi terbarukan,” kata dia pada
Selasa.
Di sisi lain, Eropa sedang menghadapi krisis energi karena
harga-harga meroket akibat kekurangan gas. Produksi tenaga angin yang rendah
juga membuat beberapa negara kesulitan memenuhi kebutuhan energi mereka.
Alhasil, Inggris kembali mengoperasikan pembangkit listrik
tenaga batu bara tua guna menghasilkan lebih banyak listrik. Para ahli pun
mengatakan ambisi hijau Uni Eropa dapat terpukul oleh melonjaknya harga gas.
Tetapi Francia dari AC Energy menyatakan bahwa energi
terbarukan yang digabungkan dengan teknologi penyimpanan baterai dapat
memecahkan permasalahan ini di tahun-tahun mendatang. Ia menyebutnya sebagai
peluang besar.
Menurut Francia, elemen penting dan pendukungnya adalah
penyimpanan baterai, mengingat sifat sumber energi yang terputus-putus dan
terbarukan, seperti angin atau matahari.
“Dengan bantuan dari sektor kendaraan listrik, penyimpanan
baterai menjadi semakin terukur dan kompetitif. Untuk saat ini, negara-negara
harus merencanakan transisi ke energi bersih dan menggunakan bahan bakar lain
untuk melengkapi energi terbarukan,” ujar Francia, seraya meambahkan bahwa
perkiraan menggunakan baterai baru akan siap dalam waktu tiga hingga lima
tahun.
Sumber: https://investor.id/international/265330/asia-tenggara-berpeluang-meningkatkan-energi-terbarukan
No comments:
Post a Comment