Tuesday, September 14, 2021

Kaget Gak? Startup Ini Klaim Bisa Hidupkan Lagi Mammoth Purba

Foto: AP/Matt Dunham


Sebuah Perusahaan bernama Colossal mengklaim bisa kembali menghidupkan nenek moyang gajah, Mammoth berbulu untuk tundra Artik. Caranya dengan memanfaatkan kemitraan dengan ahli genetika Harvard.

Colossal mengatakan memanfaatkan de-extinction (proses menghasilkan organisme yang menyerupai spesies yang sudah punah) berpotensi menjadi model kerja untuk memulihkan ekosistem yang rusak atau hilang.

Cara ini dianggap membantu memperlambat atau bahkan menghentikan efek perubahan iklim (climate change)



"Belum pernah sebelumnya umat manusia dapat memanfaatkan kekuatan teknologi ini untuk membangun kembali ekosistem, menyembuhkan Bumi kita, dan melestarikan masa depannya melalui populasi hewan yang punah," kata kepala eksekutif dan salah satu pendiri Colossal Ben Lamm seperti dikutip dari AFP, Selasa (14/9/2021)

"Selain membawa kembali spesies purba yang punah seperti mammoth berbulu, kami akan dapat memanfaatkan teknologi kami untuk membantu melestarikan spesies yang terancam punah yang berada di ambang kepunahan dan memulihkan hewan di mana manusia memiliki andil dalam kematian mereka."

Mammoth berbulu menjelajahi sebagian besar Kutub Utara, dan hidup berdampingan dengan manusia purba herbivora tahan dingin untuk makanan dan menggunakan gading dan tulangnya sebagai alat.

Hewan-hewan itu punah sekitar 4.000 tahun yang lalu. Selama beberapa dekade, para ilmuwan telah memulihkan potongan-potongan gading, tulang, gigi, dan rambut mamut untuk diekstraksi dan mencoba mengurutkan DNA Mammoth.

Colossal mengatakan teknologi mereka bertujuan memasukkan urutan DNA mammoth berbulu yang dikumpulkan dari sisa-sisa yang terpelihara dengan baik di permafrost dan stepa beku, ke dalam genom gajah Asia, untuk menciptakan "hibrida gajah-mammoth."

Gajah Asia dan mammoth berbulu memiliki susunan DNA yang mirip 99,6 persen, kata Colossal di situsnya.

Salah satu pendiri perusahaan, George Church adalah ahli genetika terkenal dan profesor genetika di Harvard Medical School, yang menggunakan teknik perintis, termasuk teknologi CRISPR, untuk memajukan sistem de-extinction spesies.

"Teknologi yang ditemukan dalam mengejar visi besar ini dapat menciptakan peluang yang sangat signifikan dalam konservasi dan lainnya," kata George Church.

Colossal mengatakan, memulihkan hewan memiliki potensi untuk merevitalisasi padang rumput Arktik, wilayah yang luas dengan sifat memerangi perubahan iklim utama, seperti penyerapan karbon dan penekanan metana.

Colossal mendapat pendanaan seri tahap awal sebesar US$15 juta dari investor.

Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210914165939-37-276219/kaget-gak-startup-ini-klaim-bisa-hidupkan-lagi-mammoth-purba

No comments:

Post a Comment

SOLUSI DIGITAL CITY: Monitoring SmartCity menggunakan software PRTG

  Monitoring SmartCity menggunakan software PRTG. Software PRTG memonitor perangkat / Device untuk Smart City ini banyak menggunakan device...