Foto: AP/Matt Dunham |
Sebuah Perusahaan bernama Colossal mengklaim bisa kembali menghidupkan nenek moyang gajah, Mammoth berbulu untuk tundra Artik. Caranya dengan memanfaatkan kemitraan dengan ahli genetika Harvard.
Colossal mengatakan memanfaatkan de-extinction (proses
menghasilkan organisme yang menyerupai spesies yang sudah punah) berpotensi
menjadi model kerja untuk memulihkan ekosistem yang rusak atau hilang.
Cara ini dianggap membantu memperlambat atau bahkan
menghentikan efek perubahan iklim (climate change)
"Belum pernah sebelumnya umat manusia dapat
memanfaatkan kekuatan teknologi ini untuk membangun kembali ekosistem,
menyembuhkan Bumi kita, dan melestarikan masa depannya melalui populasi hewan
yang punah," kata kepala eksekutif dan salah satu pendiri Colossal Ben Lamm
seperti dikutip dari AFP, Selasa (14/9/2021)
"Selain membawa kembali spesies purba yang punah
seperti mammoth berbulu, kami akan dapat memanfaatkan teknologi kami untuk
membantu melestarikan spesies yang terancam punah yang berada di ambang
kepunahan dan memulihkan hewan di mana manusia memiliki andil dalam kematian
mereka."
Mammoth berbulu menjelajahi sebagian besar Kutub Utara, dan
hidup berdampingan dengan manusia purba herbivora tahan dingin untuk makanan
dan menggunakan gading dan tulangnya sebagai alat.
Hewan-hewan itu punah sekitar 4.000 tahun yang lalu. Selama
beberapa dekade, para ilmuwan telah memulihkan potongan-potongan gading,
tulang, gigi, dan rambut mamut untuk diekstraksi dan mencoba mengurutkan DNA
Mammoth.
Colossal mengatakan teknologi mereka bertujuan memasukkan
urutan DNA mammoth berbulu yang dikumpulkan dari sisa-sisa yang terpelihara
dengan baik di permafrost dan stepa beku, ke dalam genom gajah Asia, untuk
menciptakan "hibrida gajah-mammoth."
Gajah Asia dan mammoth berbulu memiliki susunan DNA yang
mirip 99,6 persen, kata Colossal di situsnya.
Salah satu pendiri perusahaan, George Church adalah ahli
genetika terkenal dan profesor genetika di Harvard Medical School, yang
menggunakan teknik perintis, termasuk teknologi CRISPR, untuk memajukan sistem
de-extinction spesies.
"Teknologi yang ditemukan dalam mengejar visi besar ini
dapat menciptakan peluang yang sangat signifikan dalam konservasi dan
lainnya," kata George Church.
Colossal mengatakan, memulihkan hewan memiliki potensi untuk
merevitalisasi padang rumput Arktik, wilayah yang luas dengan sifat memerangi
perubahan iklim utama, seperti penyerapan karbon dan penekanan metana.
Colossal mendapat pendanaan seri tahap awal sebesar US$15
juta dari investor.
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210914165939-37-276219/kaget-gak-startup-ini-klaim-bisa-hidupkan-lagi-mammoth-purba
No comments:
Post a Comment